Langsung ke konten utama

[Review Film] Fifty Shades of Grey


Anastasia Steele (Dakota Johnson), perempuan lugu, polos, dan pintar harus menggantikan temannya Kate (Eloise Mumford) yang sedang sakit untuk melakukan wawancara dengan seorang pengusaha sukses, Christian Grey (Jamie Dornan). Keduanya saling tertarik sejak pertemuan wawancara tersebut. Namun, Ana harus menghadapi sifat Mr. Grey yang tidak romantis dan senang mengendalikan. Selain itu, ternyata Mr. Grey memiliki sisi lain yang membuat Ana terkejut.


Mr. Grey memiliki selera yang berbeda dalam hal seks. Dia menyukai BDSM. BDSM adalah salah satu alternatif aktivitas seksual yang melibatkan suatu roleplay. Dalam BDSM pelaku dibagi menjadi 2 peran, yaitu tuan/dominant dan budak/submissive dimana budak harus melayani dan mengikuti perintah tuannya. Banyak yang mengatakan kalau BDSM adalah penyimpangan seksual.

Untuk melakukannya Mr. Grey bahkan menyiapkan kontrak secara hukum untuk Ana agar dapat melakukan BDSM. Kontrak tersebut berisi peraturan dan ketentuan yang harus saling dituruti oleh kedua pihak. Namun, selama proses negosiasi kontrak, yang mana kontrak tersebut belum ditandatangani, mereka sudah melakukan BDSM dengan tingkat yang ringan. Ana mau mencoba melakukan BDSM karena Mr. Grey sering membuatnya bahagia dan Ana jatuh cinta pada Mr. Grey. Begitupun Mr. Grey yang sangat menyukai Ana sampai melakukan apapun untuk menyenangkan Ana.


Pada akhirnya Ana merasa aneh karena hubungannya dengan Mr. Grey tidak seperti hubungan pasangan pada umumnya walaupun dia sering merasa bahagia. Hubungannya diatur di dalam kontrak yang mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ditambah sifat Mr. Grey yang dominan dan sisi lainnya membuat Ana menjadi tidak ingin meneruskan hubungan bersama Mr. Grey.

Fifty Shades of Grey merupakan film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Novel Fifty Shades of Grey sangat laris bahkan menjadi Best Seller di berbagai negara dengan penjualan lebih dari seratus juta buku di seluruh dunia. Saya sendiri belum pernah membaca novel Fifty Shades of Grey. Tapi dengan begitu besar angka penjualan tentu saya akan memiliki ekspektasi bahwa film ini juga akan sebagus novelnya. Tapi ternyata ekspektasi saya tidak terpenuhi.

Menurut saya film ini biasa saja, mungkin cenderung bosan saat menonton film ini karena jalan cerita yang sederhana dan hanya ditambah adegan seks dan BDSM yang juga tidak begitu menonjol. Tentu film ini ingin mengangkat isu BDSM terutama dalam hubungan pasangan, namun hal tersebut kurang ditonjolkan dalam film ini. Tapi hal tersebut bisa saja terjadi mungkin karena terkendala hal-hal lain, seperti rating. Untuk rating film ini adalah R, dimana usia dibawah 17 tahun bisa menonton film ini dengan bimbingan atau didampingi orang tua.


Secara plot film ini termasuk dalam plot yang sederhana. Ada seorang perempuan biasa saja bertemu dengan pria kaya raya kemudian jatuh cinta. Seperti plot FTV Indonesia kebanyakan, hanya saja dalam film ini tidak diakhiri dengan kebahagian. Ending di film juga tidak jelas atau menggantung. Mungkin ini sengaja dilakukan karena film ini akan dibuat sequel-nya. Jadi ceritanya akan berlanjut atau akan terjawab di film keduanya.

Dengan plot yang sederhana dan lemah serta kurang berhasil dalam menonjolkan isu yang ingin diangkat dalam film ini membuat saya jadi merasa seperti menonton FTV Indonesia dan hanya ditambah dengan adegan seks dan ending yang tidak bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Film] The Visit

Kisah kakak dan adik yang pergi berlibur selama satu minggu ke rumah kakek dan nenek mereka untuk pertama kalinya. Namun baru beberapa jam setelah sampai di rumah kakek dan neneknya, mereka merasakan keanehan dengan perilaku kakek dan nenek mereka yang membuat mereka berdua ketakutan. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang lebih cepat karena mereka takut tidak bisa pulang kembali.

[Review Buku] Sabtu Bersama Bapak

Buku karangan Adhitya Mulya ini mengajarkan banyak hal terutama tentang keluarga. Banyak pelajaran yang bisa diambil serta membuka mata dan pikiran akan sesuatu yang mungkin tidak kita pikirkan. Sekilas kehidupan tokoh utama terlihat bahagia dan sempurna terutama dari sisi ekonomi walaupun ada duka yang mendalam di awal cerita. Yang menarik justru bukan kesempurnaan itu tetapi apa yang terjadi dibalik kesempurnaan dan kebahagian yang mereka dapat, bagaimana prosesnya, persiapannya dan langkah yang diambil untuk mencapai kebahagiaan. Dan yang paling menonjol dalam cerita ini adalah sifat kekeluargaan yang memperingatkan kita bahwa betapa pentingnya keluarga.